Selasa, 30 Juni 2009

dunia kerja

Edukasi dan Tantangan Dunia Kerja

Oleh Mu`arif

"Pilih gelar atau kerja?" begitu pesan iklan salah satu produk yang sering ditayangkan di televisi. Sepintas, iklan ini terkesan amat melecehkan sarjana atau kalangan civitas academica. Akan tetapi, bagi masyarakat umum, pesan iklan ini sungguh realistis dan tandas. Adalah sebuah fakta yang sulit dibantah jika saat ini sarjana atau lulusan akademik banyak yang menganggur. Apalagi setelah memasuki krisis ekonomi global, jumlah pengangguran terdidik dipastikan terus bertambah.

Apabila kita cermati secara saksama pesan dalam iklan tersebut, sesungguhnya terdapat suatu nada pesimistis bahwa pendidikan nasional telah gagal menciptakan tenaga kerja terampil. Dunia pendidikan kita dinilai tidak mampu menjamin masa depan seseorang. Inilah sesungguhnya problem serius yang dihadapi para sarjana atau insan akademik.

Sarjana adalah lulusan akademik yang menempuh jenjang studi secara spesifik. Sayangnya, spesifikasi jurusan justru menyempitkan wawasan pengetahuan dan cara pandang sarjana dalam menghadapi realitas kehidupan sehari-hari. Kita dapat melihat fakta-fakta ketika seorang sarjana malah kewalahan dihadapkan pada problem dan tantangan kehidupan di luar kemampuan akademiknya.

Selama ini, sistem pendidikan nasional masih belum berorientasi pada proses pembentukan karakter dan daya kreatif. Proses edukatif masih seperti "gaya bank" (banking concept of education)--meminjam istilah Paulo Freire. Dampaknya jelas sekali ketika lulusan perguruan tinggi tidak memiliki daya kreativitas yang dapat diandalkan. Pola pikir mereka juga tidak kreatif, hanya menunggu lowongan kerja atau menanti peluang menjadi pegawai negeri (PNS). Jika karakter dan daya kreatif para sarjana telah terbentuk, mereka tidak harus menunggu kesempatan kerja, tetapi justru malah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar