Selasa, 30 Juni 2009

dunia kerja

Tuntutan Dunia Kerja

Oleh: Albert Kin Ose M
Mahasiswa dituntut memiliki tiga kompetensi yakni keilmuan, kepribadian dan kewirausahaan agar bersaing di dalam dunia kerja. Dengan begitu, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak akan merasa gentar menghadapi persaingan hidup yang semakin mengglobal.
Pengamat pendidikan Universitas Sumatera Utara (USU), Zulnaidi di Medan, Rabu (12/11) menilai, ketiga kompetensi tersebut harus selaras dan terus menerus dibina sejak bangku kuliah. Sebab seorang alumni tidak akan berhasil di dunia kerja jika hanya mengandalkan keilmuan yang ada pada dirinya tanpa dibarengi kepribadian yang baik. Selain itu, para lulusan perguruan tinggi juga harus mampu membuka lapangan pekerjaan yang bermodalkan ilmu kewirausahaan yang diperolehnya ketika dibangku kuliah.
Berwirausaha menjadi salah satu alternatif menekan tingginya akan pengangguran intelektual yang dihasilkan perguruan tinggi. Sudah tidak zamannya lulusan perguruan tinggi mencari pekerjaan ke perusahaan-perusahaan tapi harus mampu membuka lapangan pekerjaan. Itu hanya dapat dilakukan bila memiliki ilmu kewirausahaan hingga menjadi entrepreneur sejati.
Zulnaidi menilai, dewasa ini hampir semua perguruan tinggi belum bisa matching dengan dunia usaha. Padahal, dengan jalinan kerja sama, bisa menguntungkan kedua belah pihak. Misalnya perusahaan akan mudah mencari tenaga kerja yang dibutuhkan tanpa melalui jasa penyedia tenaga kerja. Begitu juga sebaliknya, perguruan tinggi harus menyiapkan lulusan yang bermutu sesuai dengan bidang yang diinginkan perusahaan.
Kenikmatan Dunia
Di dalam kampus-kampus, kian menguat sebuah realitas hehidupan yang terjadi dalam beberapa kelompok termasuk masih banyaknya mahasiswa yang terjerumus dalam lembah ‘kenikmatan dunia’ dan tidak mau memikirkan nasib orang lain. ‘’Paling tidak mahasiswa terbagi dalam empat kelompok berdasar citra dan cita-cita mereka sesuai dengan landasan dan pemikiran yang mendasarinya,’’ kata Sekjen GEMA Pembebasan Pusat, Erwin Permana pada seminar Kebangkitan Pemuda di USU Medan, Sabtu (8/11).
Kelompok pertama; rinci Permana, mahasiswa yang tidak puas dengan kondisi sekarang lalu melakukan berbagai perubahan. Mereka melihat. sistem kehidupan yang berlaku sekarang hanya melahirkan penderitaan dan kesengsaraan nan berkepanjangan. Arah perubahan yang mereka inginkan seperti diberitakan Antara, ada yang tidak terlepas dari format ideologi kapitalis dan ada yang terpengaruh ideologi sosialis.
Kelompok kedua; mereka yang tidak peduli terhadap kondisi kehidupan masyarakat yakni mereka yang tidak peduli dengan penderitaan dan kesengsaraan yang dialami rakyat di sekelilingnya. Bagi mereka yang penting selamat, ngapain susah-susah mikirin nasib orang lain. Mereka beranggapan memikirkan diri sendiri saja sudah susah.
Kelompok ketiga; mereka yang terbius dengan ‘kenikmatan dunia’ sehingga terjerat dan terjerumus dalam bejatnya sistem kehidupan masa kini. Sebagai contoh, banyak mahasiswa yang terjerumus dalam pemakaian obat-obatan terlarang, bahkan tidak sedikit dari mereka yang terjerat dalam kasus seks bebas dan sindikat pengedar narkoba berskala internasional.
Lalu kelompok pemuda-mahasiswa; yang peduli lingkungan dan sadar akan kerusakan serta kebobrokan sistem akibat tidak berlakunya aturan agama dalam realitas kehidupan.
Catatan/KPO/Edisi 163/November 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar