Selasa, 30 Juni 2009

dunia kerja

Written by priandoyo

Juni 17, 2009 at 12:26 pm

Ditulis dalam My Life

Apa yang harus diperhatikan saat berhenti kerja

with 11 comments

“Iya njar, aku udah 3x kali resign (sukarela), rata-rata 3-4 tahun, dan setiap kali resign aku selalu dapet uang ‘balas jasa’ 2-3 kali gaji dari perusahaan itu”
“Dipecat sebenarnya lebih menarik dari pada resign sukarela lho, dipecat artinya kita dapet tunjangan 2 PMTK (Peraturan Menteri Tenaga Kerja) 2 kali masa kerja”
“Pensiun dini itu menguntungkan, kalau usianya masih produktif, misal teman mengambil opsi pensiun dini pada usia 35 tahun artinya masih dapet 2 PMTK, beda kalau resign sukarela dapet offer dari company lain”
“Dulu saya pindah ke Oil Company ini dapet joining bonusnya gede banget, gila, saya yakin ini Oil Company serius, tapi setelah saya pikir lagi kok kayaknya saya dibodohi ya. Kalau saya dipecat dari perusahaan lama, dapetnya segitu juga kan”

Ada banyak hal yang harus diperhatikan saat berhenti kerja (sukarela/terpaksa), yang standar-standar antara lain Surat Referensi, Jamsostek atau dokumen pendukung lain. Tapi seringkali ada komponen-komponen yang seharusnya menjadi hak kita yang seringkali terlupakan. Tentunya hal ini berbeda antara satu perusahaan dan perusahaan lain.

“Alhamdulilah, semua pinjaman dari perusahaan diputihkan… hore” Komentar seorang teman yang resign dari perusahaan ternama berseri-seri. Pinjaman sekian puluh jutanya untuk rumah dan sekolah diputihkan oleh perusahaan.

Jadi, keputusan untuk resign bukan soalan dapet offer yang lebih baik ataupun sudah ‘capek’ dengan pekerjaan saat ini.
Ada pengalaman lain?

Written by priandoyo

Juni 13, 2009 at 6:57 am

Ditulis dalam Dunia Kerja

Karena umur memang tidak bisa dibohongi

with 7 comments

Jono seorang teman baik saya mengawali karir sebagai junior IT system administrator disebuah perusahaan telekomunikasi besar.
“Jar, semua teknis dan teori mengelola server ini sudah saya kuasai dengan baik, tapi rasanya bos IT ga pernah memberikan saya kepercayaan lebih untuk pegang server production utama”

Atau Rini juga seorang teman baik saya yang bekerja di bank nasional raksasa pernah berujar
“Iya, satu tahun pertama ini hanya dikasih job pegang CS, katanya baru tahun depan pegang teller, padahal apa sih bedanya, kerjaan teller saya paham kok”

Mencoba menyelami dunia kerja, saya mengambil kesimpulan bahwa bekerja bukan saja seputar teknis dan skill tapi juga menyangkut kematangan. Kematangan untuk mengambil keputusan yang tepat (mungkin) tidak bisa dibangun dalam waktu 3-4 bulan saja. Untuk mendapatkan sebuah ’sense’ atas pekerjaan yang terlihat ‘trained monkey’ bisa jadi perlu waktu beberapa tahun.

Untuk first line manager misalnya, memburu sebuah posisi strategis seringkali bukan hanya ditentukan dari faktor kapasitas otak orang itu saja.
“Memang anak muda biasanya ceroboh dan menggampangkan suatu hal” ujar seorang sahabat baik
Selain faktor nasib (yang cukup signifikan) faktor kematangan ini memang mau tidak mau menjadi faktor yang signifikan.

Ada yang punya pengalaman dengan hal ini? untuk seorang sahabat yang tengah berjuang dengan umur.
“…gimana caranya bisa terlihat 5 tahun lebih tua untuk bisa mendapatkan peranan ini…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar